Langsung ke konten utama

Idea Jurnal 2: Bank Sampah Sekolah Bisa Jadi Start Up Unik

Setelah kelas Creative Thinking pertemuan ke dua kemarin, gue jadi tahu kalo cara-cara berpikir kreatif itu ada banyak banget! Sepengalaman gue, yang paling efektif adalah mengubah arah. Menurut gue ini powerfull banget secara social karena yang disasar adalah kognitif sekaligus emosi dari masyarakat itu sendiri. Menurut gue, teknik berpikir kreatif ini dapat mengubah stigma, meluruskan stereotype, bahkan mengubah pola pikir masyarakat tentang suatu isu. Contohnya, dulu gue pernah jadi bagian dari relawan Asian Para Games 2018 dan Indonesia jadi tuan rumah. Waktu itu gue merenung takjub, siapa pun yang mencetuskan event olahraga bagi penyandang disabilitas, pasti orangnya masuk surga. Karena berhasil mengubah stigma buruk disabilitas yang ada di masyarakat. Sekarang penyandang disabilitas juga sudah banyak yang semakin produktif karena adanya event ini. Kepercayaan masyarakat kepada penyandang disabilitas semakin tinggi.

Kalau mengubah arah adalah teknik berpikir kreatif yang paling efektif versi gue, evolusi adalah salah satu teknik berpikir kreatif yang paling gue ingin coba. Di mana kita tinggal mengembangkan ide yang udah ada menjadi ide yang kelihatannya baru. Padahal cuma pengembangannya aja. Jadi keliatan keren gitu hehehe.


Setelah berpikir, gue menemukan satu kasus yang selama ini menjadi keresahan gue dan cocok diaplikasikan pada teknik evolusi ini. Sebelumnya, gue akan memulai dengan beberapa pertanyaan, waktu sekolah dulu, gimana pengelolaan sampah di sekolah kalian guys? Apakah sudah tersistem dengan baik? Atau sekolah kalian menerapkan bebas plastik? Kalau iya, efektif gak hari bebas plastiknya? Atau kalian gak tahu sama sekali tentang pengelolaan sampah di sekolah kalian? Hahaha ...

Berdasarkan observasi diri gue sendiri, salah satu tempat yang menjadi penghasil sampah terbanyak adalah sekolah. Gimana nggak? Setiap hari ada ratusan pelajar yang jajan di sekolah. Wadah jajannya pakai apa? Plastik, kertas, atau gak ya Styrofoam. Bayangin ada jutaan pelajar di Indonesia yang jajan tiap hari. Berapa ton sampah sisa jajan yang dihasilkan tiap hari? Gue yakin pasti banyak banget! Menurut gue juga, hari bebas plastik yang udah diterapin di sekolah itu gak terlalu efektif. Pertama, berapa banyak pelajar yang melanggar dan diam-diam bawa plastik? Kedua, paling di dalam sekolah aja mereka bawa wadah makanan dari rumah. Kalau udah di luar skeolah tetap aja pakai plastik.

Zaman gue sekolah dulu, tiap sore menjelang pulang, gue selalu melihat petugas kebersihan yang lagi ngumpulin sampah, dan itu banyak banget! Sampah plastik, styrofoam, kertas, dan lain sebagainya. Sampahnya juga cuma dibuang gitu aja. Atau nggak ya dijual sama petugas kebersihannya kalau mereka rajin. Hal ini yang membuat gue kepikiran dari dulu untuk mengadakan sebuah sistem bank sampah di sekolah. Hmmm, mungkin menurut lo bank sampah sekolah itu udah basi ya? Tapi tunggu dulu! Gue punya maksud yang berbeda di sini.

Gue mau bikin start up bank sampah yang terintegrasi antar sekolah di seluruh Indonesia. Gue berpikir untuk kerja sama dengan perusahaan-perusahaan daur ulang bertaraf nasional sampai multinasional sebagai pemasok bahan baku mereka. Untuk bank sampahnya sendiri, gue akan menerapkan tabungan personal, bagi warga sekolah (murid, guru, karyawan, sampai pedagang kantin sekolah bisa jadi nasabahnya). Selain tabungan personal, gue juga mau bikin tabungan organisasi dan tabungan sekolah. Jadi nasabahnya bisa ekstrakulikuler yang lagi cari dana, atau sekolah itu sendiri untuk setidaknya melengkapi dana fasilitas/operasional sekolah (dari pada nunggu dana dari pemerintah) hehehe.

Satu lagi, cara baru selain upah untuk nasabahnya uang, supaya banyak yang berminat, gue mau buat sistem kredit barang tapi bayarnya bisa pakai sampah plastik. Mungkin bias dimulai dengan barang-barang murah. Bisa aja kayak kredit buku LKS/paket, peralatan sekolah, stationary, voucher belanja, sampai elektronik. Karena menurut gue, bisnis barang bekas atau sampah juga menjanjikan. BTW, bisa aja nanti kalua sudah berkelanjutan gak cuma plastik dan kertas aja, tapi juga besi dan rongsokan elektronik hehehe.

Sebenarnya dari bank sampah sekolah ini yang gue harapkan bukan cuma penyelesaian masalah lingkungan aja sih. Tapi masalah kemiskinan di mana banyak orang yang gak mampu untuk sekolah. Setidaknya mereka bisa lanjut sekolah kalua masalahnya adalah biaya. Mereka bisa ajukan kredit di bank sampah sekolah ini untuk biaya sekolah. Untuk peralatan sekolah, mereka juga bisa kredit di start up ini hehehe.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENGALAMAN IKUT BEASISWA OSC METRO TV NEWS 2017 - part 1

flyer OSC 2017 Hai semua.... Udah mau ajaran baru nih, di postingan pertama ini gue cuma mau berbagi pengalaman ikut beasiswa PTS S1 yang namanya Online Scholarship Competition (OSC) 2017 difasilitasi oleh Metro TV. Jadi beasiswa ini adalah beasiswa S1 FULL biaya semester 1-8 yang diberikan oleh PTS bersangkutan sedangkan Metro TV sebagai fasilitator saja (yang menjembatani). Kenapa gue nulis pengalaman ini? Karena gue merasakan jaman gue itu agak susah untuk cari informasi tentang beasiswa ini. Gue searching tiap hari, blognya itu-itu lagi yang gue temui. Semoga membantu yeah huehehe... Gue pribadi seneng banget sama beasiswa kaya gini karena ini membantu banget anak-anak yang mau kuliah tapi terkendala masalah finansial. Yang lebih oke lagi, beasiswa ini gak mengkotak-kotakan kalo lo harus bener-bener miskin baru boleh ikut. Beasiswa ini terbuka untuk siapa saja yang mau berusaha. Meski begitu, beasiswa ini tepat sasaran sama anak-anak yang membutuhkan. Berikut keunggulan b

Idea Jurnal 3: Kesehatan Mental Anak Sekolahan

Bagi gue, kesehatan mental adalah satu isu yang belum optimal di Indonesia sampai saat ini. Walau demikian, gue bersyukur kalau kesadaran kesehatan mental semakin meningkat di Indonesia lewat berbagai upaya dari pemerintah dan masyarakat sendiri. Seperti kampanye, edukasi, optimalisasi penangan penyakit psikis di puskesmas dan rumah sakit, serta berbagai upaya lainnya. Sampai saat ini, isu kesehatan mental menjadi tren yang masih sangat relevan untuk terus digalakan di Indonesia. Sebelum lebih lanjut, gue mau ingetin kalian sama kasus yang baru-baru ini terjadi, di mana seorang siswi SMP bunuh diri dengan cara melompat dari lantai 4 gedung sekolahnya. Banyak media memberitakan kalau ia memiliki masalah keluarga dan bahkan dibully. Menurut gue, guru BK sekolah tersebut gagal untuk melakukan perannya dalam membimbing dan mengetahui keadaan mental muridnya. Patut dicurigai mengapa siswi tersebut tidak konseling pada guru BK sekolahnya? Kalau masalah kesehatan mental ini dikaitk

Idea Journal 8: UI Anti Bullying (lagi)

Setelah menentukan irisan, diskusi gue dengan Cila untuk kolaorasi proyek berlanjut. Kami mengembangkan pemikiran kami yang sebelumnya untuk menjawab pertanyaan seputar idea journal 8 ini. Kami fokus pada isu perundungan di masa orientasi mahasiswa baru seperti perpeloncoan, senioritas, dan lain sebagainya. Proses Kreatif Setelah berdiskusi untuk identifikasi secara general mengenai project kami, berikut merupakan gambaran lebih lanjutnya: 1. Pre event: - ONLINE campaign dengan sosial media tiktok dan sosial media lain yang sedang digemari mahasiswa yakni seperti LINE, Instagram, dan Twitter dengan gagasan/ide dasar bertema anti bullying . Nanti pemaparannya akan dilakukan secara general di awal, mengenai apa itu mental health, mental illness, apa itu bullying, dan korelasi keduanya. Dalam melakukan kampanye, kami akan bekerja sama dengan seluruh badan/organisasi kemahasiswaan mulai dari himpunan jurusan hingga BEM UI. Ini  - OFFLINE (Seminar anti bullying) Seminar ini d